Berikutadalah beberapa manfaat penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian : Peningkatan dalam hasil panen. Mengurangi kerentanan tanaman terhadap kondisi lingkungan. Meningkatnya kualitas nutrisi atau gizi pada tanaman pangan. Peningkatan rasa, tekstur, atau tampilan makanan. Pembangunannasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi selruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Sumber-sumber kekayaan alam yang didapat dari laut dan di darat. Jumlah penduduk yang besar, apabla dibina dan dikerahkan menjadi tenaga yang efektif, akan merupakan modal pebangunan yang 2010 KATA PENGANTAR. Bismillahirahmanirrohim. Alhamdulillah dengan segenap kerendahan hati, kami haturkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul " BIOTEKNOLOGI ". SumberDaya Manusia, Sumber daya hayati, Anggaran, Sarana dan Prasarana, Regulasi Pengembangan Jejaring dan pola kemitraan iptek dengan pemerintah (pusat dan daerah), industri / usaha UU 23/ 1992 ttg Kesehatan, UU No. 18/2002 ttg P3 Sisnas Iptek, PP No. 39 / 1995 ttg litbangkes, Renum bioteknologi 2003 PP no.7 thn 2005 ttg RPJMN 2005-2025, PP Vay Nhanh Fast Money. Darilaut – Indonesia memiliki potensi bioprospeksi laut yang dapat mendorong berkembangnya industri berbasis inovasi produk hasil laut termasuk salah satu kegiatan yang paling awal dan penting dilakukan di bidang bioteknologi yang banyak dikembangkan saat ini meliputi eksplorasi, pengungkapan potensi, dan pemanfaatan sumber daya laut yang bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Ocky Karna Radjasa mengatakan bioprospeksi laut adalah upaya secara ilmiah untuk mencari dan mengeksplorasi sumber biologi dan genetik lokal yang bertujuan untuk membawa biodiversitas menjadi produk Ocky salah satu kunci untuk pengembangan produk dengan memperkuat pemahaman hubungan antara kimia dan biologi. Dalam webinar bertajuk “Pengembangan Produk Pangan dan Kesehatan Berbasis Kelautan” yang diselenggarakan Pusat Unggulan IPTEK PUI Bioprospeksi Laut LIPI, pada Kamis 3/6, Ocky mengatakan dengan pemahaman ini akan membawa kita untuk mengembangkan hayati laut yang bermanfaat bagi Kepala Pusat Penelitian Puslit Bioteknologi LIPI, Puspita Lisdiyanti, pemanfaatan hasil riset bioprospeksi laut dapat mendorong berkembangnya industri yang berbasis inovasi produk hasil laut. Sehingga hasil riset terkait pengembangan produk pangan dan kesehatan yang diperoleh benar-benar sangat dibutuhkan oleh mencapai tujuan untuk pengembangan produk pangan dan kesehatan berbasis kelautan di Indonesia, dibutuhkan harmonisasi dan sinergitas IPTEK dengan laut Indonesia, kata Puspita, belum dimanfaatkan secara maksimal. Industri lokal yang memberdayakan sumber daya laut masih sedikit dan masih mengekspornya dalam bentuk bahan baku mentah.“Ke depan LIPI berkomitmen dengan adanya perbaikan fasilitas riset dan memperbaiki ekosistem riset dan inovasi,” PUI Bioprospeksi Laut LIPI, Linda Sukmarini mengatakan tujuan pelaksanaan webinar untuk melakukan harmonisasi dan sinergitas IPTEK dari riset litbang dengan industri. Lebih khusus UMKM dalam upaya pengembangan produk pangan dan kesehatan berbasis untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia › Humaniora›Indonesia Memulai Pengembangan... Indonesia masih tertinggal dalam pengembangan bioteknologi di bidang kesehatan. Dengan adanya pabrik biofarmasi di Indonesia, diharapkan bisa menjadi titik tolak pengembangan produk biofarmasi di dalam negeri. MUCHLIS JR/BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDENPresiden Joko Widodo ketika berkunjung ke pabrik biofarmasi PT Etana Biotechnologies Indonesia di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta, Jumat 7/10/2022. JAKARTA, KOMPAS — Produk kesehatan berbasis bioteknologi semakin berkembang di dunia. Dengan jumlah penduduk yang besar serta kebutuhan yang tinggi akan layanan kesehatan, pengembangan dan penelitian bioteknologi kesehatan di Indonesia mutlak dibutuhkan. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sekaligus untuk mewujudkan kemandirian Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, produk farmasi berbasis biologi akan lebih banyak digunakan di masa depan. Bahkan, saat ini jumlah obat-obatan berbasis biologi sudah lebih banyak dikembangkan dan dimanfaatkan dibandingkan dengan obat-obatan berbasis kimia. ”Dan, ke depan, semua negara maju akan ke sana pengembangan bioteknologi. Dubai juga sudah berupaya untuk menjadi hub bioteknologi. Begitu pula dengan Singapura, Korea Selatan, dan Amerika. Kalau kita tidak hati-hati, kita akan kehilangan kesempatan,” katanya di sela-sela acara peresmian pabrik biofarmasi PT Etana Biotechnologies Indonesia di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta, Jumat 7/10/2022.Baca juga Pengembangan Bioteknologi Kesehatan di Indonesia Masih LemahPabrik biofarmasi PT Etana Biotechnologies Indonesia diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo. Selain Menteri Kesehatan, dalam peresmian tersebut hadir pula Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan serta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM.Dan, ke depan, semua negara maju akan ke sana pengembangan bioteknologi. Dubai juga sudah berupaya untuk menjadi hub bioteknologi. Begitu pula dengan Singapura, Korea Selatan, dan Amerika. Kalau kita tidak hati-hati, kita akan kehilangan kesempatan. Budi G SadikinMenurut Budi, biodiversitas serta keanekaragaman genomik yang ada di Indonesia seharusnya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan produk bioteknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Itu terutama untuk produk farmasi, seperti obat dan RAMADHANTeknisi laboratorium pada Pusat Penelitian Bioteknologi Universitas Indonesia sedang menyetel peralatan laboratorium, Jumat 6/4. Laboratorium bioteknologi ini merupakan hasil kolaborasi UI dan Daewoong Pharmaceutical, Korea ini, Indonesia masih berada di urutan bawah terkait dengan pengembangan bioteknologi. Merujuk pada data Global Biotechnology Innovation Scorecard 2021, sektor bioteknologi di Indonesia menempati posisi ke-52 dari 54 Utama PT Etana Biotechnologies Indonesia Nathan Tirtana menuturkan, kapasitas sumber daya manusia menjadi tantangan utama dalam pengembangan bioteknologi di Indonesia. Karena itu, upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia harus terus sumber daya manusia dalam negeri sebenarnya tidak kalah dengan sumber daya di negara lain. Namun, keberadaan industri bioteknologi masih minim sehingga pengembangan yang dilakukan menjadi tidak sebab itu, Nathan mengatakan, adanya pabrik biofarmasi PT Etana di Indonesia diharapkan bisa menjadi solusi atas tantangan tersebut. PT Etana telah berkomitmen untuk memproduksi produk farmasi berbasis biologi atau produk biofarmasi, seperti obat dan vaksin. Produk yang dihasilkan juga dipastikan juga Dukung Penelitian Bioteknologi untuk Inovasi KesehatanTransfer teknologi pun telah dilakukan untuk pengembangan teknologi mRNA messenger ribonucleic acid. Pengembangan teknologi mRNA ini merupakan yang pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Selain untuk vaksin, teknologi mRNA juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan obat, seperti obat untuk kanker dan tuberkulosis TBC.KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANASuasana aktivitas pekerja di laboratorium PT Evergen Resources di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis 25/7/2019. Perusahaan bioteknologi berbasis mikroalga, yang diresmikan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, itu menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.”Mengapa kita berani untuk membangun pabrik ini? Itu karena ada makna yang luar biasa untuk memajukan kemandirian bangsa sekaligus untuk memenuhi kebutuhan di negara berkembang, di Asia Tenggara, hingga dunia,” tutur menyampaikan, akses masyarakat pada produk farmasi yang berkualitas juga menjadi lebih mudah dan terjangkau. Setidaknya, jika produk farmasi berbasis biologi bisa diproduksi di dalam negeri, harga yang ditawarkan bisa ditekan hingga 60 menuturkan, sebagai langkah awal, target jangka pendek dari pengembangan bioteknologi di PT Etana akan diwujudkan melalui produksi vaksin Covid-19 dengan platform mRNA. Selain vaksin mRNA generasi pertama, vaksin yang dikembangkan yakni vaksin trivalen yang mengandung tiga galur virus SARS-CoV-2, yakni Delta, dan juga Pemanfaatan Tanaman Bioteknologi Masih Terkendala”Dengan kemampuan Indonesia mengembangkan vaksin dengan platform mRNA seharusnya tidak ada lagi ketakutan untuk menghadapi pandemi di masa depan. Kita bisa memproduksi vaksin secara cepat dengan teknologi ini,” menuturkan, pengembangan bioteknologi akan didorong sebagai proyek strategis nasional. Bioteknologi tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk produk kesehatan, tetapi juga pertanian dan peternakan. Dengan begitu, ketahanan pangan dan ketahanan kesehatan di Indonesia bisa semakin kuat. EditorALOYSIUS BUDI KURNIAWAN Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia baik dalam ukuran maupun populasi, Indonesia sangat bergantung pada sumber daya laut untuk makanan, mata pencaharian, dan nilai-nilai budaya. Lautan Indonesia adalah rumah dari terumbu karang dan mangrove terbesar di dunia dan salah satu produsen makanan laut terbesar di dunia. Masyarakat pesisir merupakan ujung tombak sektor kelautan dan perikanan Indonesia, dengan sekitar 80% tangkapan makanan laut diproduksi oleh sektor perikanan skala kecil. Gangguan pada sektor kelautan dan perikanan akan berdampak terhadap jutaan mata pencaharian, ketahanan pangan, dan ekonomi Indonesia. COVID-19 bukanlah satu-satunya gangguan. Ke depan, akan ada banyak gangguan dan krisis lain, termasuk ancaman global perubahan iklim, di antaranya kenaikan muka air laut hingga 0,46 meter yang dapat menyebabkan hilangnya pulau-pulau dan tempat tinggal masyarakat pesisir serta degradasi terumbu karang hingga 99% yang dapat mengakibatkan hilangnya habitat ikan dan objek wisata, mengancam ketahanan pangan dan sumber mata pencaharian masyarakat pesisir. Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Sektor Kelautan dan Perikanan Pembatasan sosial skala besar yang diberlakukan di beberapa daerah untuk memutus rantai penyebaran virus telah mengganggu aktivitas produksi makanan laut, termasuk kegiatan melaut dan budi daya. Sebagai contoh, nelayan di Jakarta Utara tidak dapat melakukan aktivitas penangkapan ikan, sehingga berdampak pada pendapatan mereka. Selain dari sisi produksi, proses distribusi dan pemasaran makanan laut pun tersendat. Mayoritas pasar tradisional ditiadakan untuk menghindari interaksi tatap muka. Tutupnya rumah makan dan penginapan serta pembatasan sosial di negara tujuan ekspor berakibat pada turunnya permintaan komoditas makanan laut. Belum lagi sebagian besar komoditas hasil laut tidak bertahan lama, sehingga banyak yang terbuang. Dengan melimpahnya pasokan dan waktu simpan yang singkat, harga komoditas makanan laut turun hingga 50%, menurunkan penghasilan nelayan. Tidak hanya komoditas makanan laut, kegiatan wisata bahari juga terkena dampaknya. Bali sebagai salah satu destinasi wisata bahari utama di Indonesia mengalami penurunan pengunjung penginapan hingga 60-80%. Akibatnya, banyak pengusaha pariwisata skala kecil dan medium yang pendapatannya menurun tajam. Dengan memahami peran penting sektor kelautan dan perikanan terhadap pasokan pangan, pendapatan masyarakat, dan penopang perekonomian negara, sektor kelautan dan perikanan memerlukan sebuah transformasi sistem yang dapat menciptakan ketangguhan, terutama saat krisis terjadi. Pandemi ini memberikan kesempatan untuk memperbaiki sistem yang selama ini berjalan dan mengubahnya dengan pendekatan yang lebih keberlanjutan untuk membangun sektor kelautan dan perikanan yang lebih Tangguh Build Back Better. 1. Menurunkan emisi dari kegiatan kelautan dan perikanan Selain sebagai sumber emisi terbesar dalam kegiatan perikanan tangkap, bahan bakar minyak BBM juga mengeluarkan biaya operasional terbesar. Industri perikanan skala besar menghabiskan biaya hingga 60% dan nelayan tradisonal menghabiskan 30-50% biaya untuk BBM. Oleh karena itu, konsumsi BBM kapal dapat dikurangi, di antaranya dengan mengurangi kecepatan kapal, menjaga agar lambung serta baling-baling bebas dari kotoran bawah air, dan mengurangi waktu jelajah. Di wilayah tropis, konsumsi BBM dapat naik sebesar 7%/bulan jika lambung kapal tidak terjaga kebersihannya. Selain itu, pemasangan alat deteksi fishfinder dapat mengurangi waktu jelajah, sehingga mengurangi konsumsi BBM. Penggantian BBM dengan bahan bakar alternatif seperti gas alam cair, tenaga angin, dan energi matahari dapat juga dilakukan untuk mengurangi emisi. Pada tahun 2019, Kementerian Ristekdikti menguji pemasangan Converter Kit Diesel Dual Fuel’ untuk kapal diatas 30GT, yang memungkinkan penggabungan solar diesel dengan bahan bakar gas sehingga dapat menghemat bahan bakar hingga 35%. Selain itu, penggunaan panel surya sebagai energi penerangan ketika melaut telah diadopsi oleh nelayan di Pantai Utara Jawa. Prototipe mesin perahu motor tempel bertenaga matahari juga telah diujicobakan. 2. Insentif finansial untuk perbaikan tata kelola sumber daya pesisir Insentif fiskal dapat diberikan pada kawasan yang berhasil melakukan konservasi dan pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan. Secara praktis, pemberian insentif dapat diberikan kepada kawasan konservasi perairan laut KKPL berdasarkan kriteria pada Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil E-KKP3K. Insentif ini dapat mendorong pengelola untuk kian memperbaiki pengelolaan kawasan sembari memberi suntikan dana bagi kawasan dan masyarakat yang telah mencapai kriteria pengelolaan tertentu. 3. Inovasi digital untuk membantu produksi dan distribusi makanan laut Selain itu, inovasi berupa pasar digital, yang berisi informasi mengenai jenis dan harga ikan, menjadi inovasi kunci untuk menyambungkan produsen/penjual dengan pembeli. Pasar digital tidak hanya memperluas jangkauan pasar tetapi juga mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan akibat hasil tangkapan laut yang tidak bertahan lama. Kini, terdapat beberapa start-up digital yang menyambungkan ikan hasil tangkapan kepada konsumen melalui sebuah aplikasi, baik untuk pasar domestik yaitu menyambungkan langsung nelayan/pembudidaya lokal dengan konsumen di kota besar, maupun menyambungkan hasil tangkapan dengan pasar ekspor. 4. Menjadikan valuasi ekonomi sebagai instrumen pengelolaan ekosistem pesisir dan laut Ekosistem pesisir dan laut yang sehat adalah kunci bagi rantai makanan biota laut dan merupakan daya tarik pariwisata bahari. Valuasi ekonomi, atau menghitung nilai ekonomi atas jasa lingkungan ekosistem pesisir, dapat menjadi salah satu instrumen pengelolaan ekosistem pesisir dan laut. Contoh penerapannya secara praktis yaitu menggunakan valuasi untuk menentukan harga tiket masuk lokasi pariwisata bahari. Dengan memperhitungkan jasa lingkungan, pengelola dapat menentukan peningkatan tarif seperti yang diterapkan di taman nasional di Belanda serta dapat menentukan kuota pengunjung per suatu waktu. Selain itu, valuasi juga menghasilkan analisis biaya dan manfaat dalam evaluasi alokasi ruang pesisir dan menjadi masukan terhadap Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Ketangguhan pada sektor kelautan dan perikanan perlu dibentuk karena setiap gangguan yang terjadi berdampak pada jutaan mata pencaharian masyarakat, ketahanan pangan, dan ekonomi. Kita tidak boleh melewatkan kesempatan untuk mengarahkan pemulihan pascapandemi kepada pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan, serta pengelolaan laut dan sumberdayanya secara berkelanjutan.

bagaimanakah upaya pengembangan industri bioteknologi kelautan di indonesia